Aisha melayangkan pandang ke hamparan pantai yang biru, ditemani sapa angin yang mendesir lembut. Ia hanya terdiam, menantikan senja yang telah lama ia rindukan. Hanya imajinasi dan ingatannya yang kadang bertumbukan. Perlahan mulai ia menyusun cerita dalam pikiran yang
mungkin saja mampu ia ceritakan. Ah, tapi pada siapa, batin Aisha. Aisha tak lagi menemukan telinga dan senyum yang selalu siap mendekap dan menyeka semua air mata luka yang ia punya. Iya, ia tak dapat lagi menemukan Kinar, sahabatnya, sesuka hatinya.
Aisha tahu bahwa waktu yang telah menggulung kesenangan mereka bersama sejak mereka sudah memulai kehidupan masing-masing seperti yang pernah mereka cita-citakan. Meski, saat itu, mereka saling berjanji untuk tetap saling menjaga. Tapi, apalah mau dikata. Sekarang mereka lebih banyak bercerita pada semesta, dan menitip pada angin atas rindu-rindu
mereka.
Bukan jarak yang memisahkan mereka, mereka ada dalam satu kota. Tapi, padatnya tugas di tempat kerja, dan komunitas-komunitas yang mereka ikuti, banyak menyita perhatian. Dan, yang kemudian disadari adalah, ketenangan dan kesenangan tak berbanding lurus.
Aisha paham akan kesibukan Kinar sebagai seorang Karyawati sebuah Bank dengan cabang terbanyak di Indonesia, yang seringkali memaksa Kinar pulang sampai larut malam, bahkan kadang masih harus bekerja di akhir pekan. Tak jarang, Aisha merasakan rindu yang sangat pada seorang Kinar, untuk sekedar berbagi cerita atau bahkan berdiskusi mengenai bahan thesis yang saat ini sedang berusaha diselesaikannya.
Seperti saat ini, Aisha seakan tak mampu menahan rindunya pada Kinar. Sudah dua bulan mereka tak bertemu. Saling bertukar kabar pun bisa dengan hitungan jari. Banyak sekali hal yang ingin Aisha ceritakan pada kinar. Iya, mulai dari cerita tentang Tody, gebetan Aisha, seorang wartawan yang sekarang makin dekat dengannnnya. Dan yang paling penting, adalah cerita tentang perkembangan thesisnya sekaligus berdiskusi. Jujur saja, saat ini Aisha sedang buntu, mood-nya untuk mengerjakan thesis bahkan menghilang semena-mena. Kinar itu selain sahabat, temen curhat, fashion stylist, juga bisa jadi dosen pembimbing thesis buat Aisha. Otak encernya tentang Psikologi Industri selalu bisa membantu Aisha.
Ah, ini sudah pukul 6 sore, tapi langit masih terang, dengan jingganya. Sepertinya mentari enggan pulang ke peraduan, sama seperti Aisha yang masih betah duduk-duduk di tepi pantai, dengan rangkai imajinasinya. Diantara kelana pikirnya, tiba-tiba mata Aisha menangkap siluet perempuan berambut panjang, dengan rok sepan dan menenteng high heels di tangan kirinya. Ia bermain air dengan kakinya, menendang-nendang pasir yang basah sambil sesekali tersenyum.
"KINAR!!" Aisha hampir menjerit ketika mengenali sosok perempuan itu.
Perempuan dengan rok sepan itu juga tak kalah kaget dan berteriak "AISHA?! Ya ampun akhirnya ketemu juga kita, kangen banget niiihh! Kamu ngapain disini?" Kinar langsung memberondong Aisha dengan pertanyaan.
"Aku lagi buntu sama thesis nih, makanya aku kesini cari inspirasi hehehe, kangen kamu taauuuukkk!" seketika Aisha memanja dan langsung memeluk sahabatnya itu. "Eh tapi kok kamu bisa ada disini sih? gak lembur?" tanya Aisha pada Kinar setengah menyindir.
"Enggak, bosku ada jadwal yoga tiap kamis, jadi aku bisa kabur pulang cepet hihihi" timpal Kinar sambil mengedipkan mata. "Kebetulan tadi lagi sumpek di kantor, project lagi stuck trus aku kelaperan pengen makan cumi goreng tepung di restoran deket sini, tapi gak tahan liat laut pengen celup-celupin kaki nih" sambung Kinar makin nyerocos. "Ehm, ya udah makan dulu yuk kesitu sambil cerita-cerita" Kinar menunjuk satu tempat makan di ujung pantai.
Mereka bergandeng tangan menyusuri pantai, berpayung langit senja yang jingga. "Ehmm, Aisha, berhubung bosku tiap kamis ada jadwal yoga, kayaknya kita bisa deh ketemu tiap Kamis sore disini, gimana?" tanya Kinar di sela teduhnya senja.
"Hah serius?? Asyiiikk!" Aisha menimpali dengan berteriak kegirangan.
Senja yang dinanti telah tiba. Dan, di lain senja, mereka akan selalu bertukar cerita, meluruh semua penat, luka, dan air mata. Mengadu pada jingga, tentang eloknya rasa suka mereka, di setiap senja.
Tulisan Kolaborasi @wulanparker dan @rintadita
2 comments:
It's so sweet Wulan. :)
mwihihihi.. terima kasih kakak.. perlu belajar sama kakak nih, biar bisa bikin yang keren... biar pede kalo diajak duet sama sapa ajahh.. ehehehe....
ternyata seru juga kolaborasi yahhh.. :D thanks 4 this game.. we love it.. :D
Post a Comment