Monday, February 27, 2012

Buat Hasya


Hari ini ulang tahun anakku, Hasya. Ia genap berusia tiga tahun. Ah, memiliki Hasya adalah kebahagiaan yang tak mampu aku ganti dengan apapun. Aku mencium keningnya pagi ini. Ia masih tertidur pulas. Aku membiarkan Hasya menikmati-mimpi-mimpinya.

Sudah aku rencanakan, aku sengaja memasak sedikit berbeda dari biasanya. Aku buatkan puding buah kesukaan Hasya. Sudah lama aku tidak membuatkan untuknya. Bahan-bahan sudah aku siapkan sejak kemarin. Jadi aku tinggal mengolahnya, dan siap membuat kejutan untuk Hasya.

Aku juga sengaja memberinya hadiah spesial. Aku mengambil cuti kerja selama sehari untuk menemaninya di rumah. Aku tersenyum sendiri membayangkan bermain bersama Hasya. Kalau tidak begini, kapan lagi aku bisa membuat Hasya yakin bahwa dia juga istimewa untukku.

Ya, setiap harinya Hasya di rumah bersama Bi Surti. Aku hampir setiap hari pulang malam. Kerjaan dikantor seperti tidak ada habis-habisnya. Aku berangkat, dia belum bangun. Aku sampai di rumah, kadang Hasya sudah tertidur pulas. Tak mungkin aku membangunkannya lagi. Aku bisa mendengar tawa atau tangisnya, hanya di akhir minggu. Waktu yang sangat pendek, untukku dan Hasya bisa bertemu.

Ah, pudingnya sudah jadi, aku tak lupa memberikan stroberi, kesukaan Hasya. Iya, dia suka sekali buah stroberi. Setiap pergi ke supermarket, dia selalu minta dibelikan stroberi. Padahal, kalau sedang dapat yang asam, Hasya menggigitnya samabil meringis, dan bilang, "Asam nih Bu, stroberinya," kata Hasya, tapi ia melarangku untuk ganti memakannya. Ah, Hasya.

Aku berjalan menuju ruang makan, membawa puding, untuk aku masukkan ke dalam lemari es. Tetiba, pandangku tertumbuk pada sosok gadis mungil, yang masih mengusap-usap matanya. Aku tersenyum, dan buru-buru menyapanya, "Assalamu'alaikum Hasya, sudah bangun Nak?". Hasya sedikit terkejut, ia tersenyum, lalu menghambur ke pelukanku, "Wa'alaikumsalam Ibu.....," jawabnya manja.

Aku mengecup keningnya, lalu membisikkan ucapan di telinganya, "Selamat ulangtahun ya Hasya sayang. Semoga selalu sehat ya, Nak, dan bisa menjadi pengingat ibu untuk selalu bersyukur. Ibu sayang sama Hasya," aku eratkan dekapanku pada Hasya.

“Terima kasih ibu…” Hasya pun membalas mendekapku. 
“Uummm… Hari ini ibu nggak pergi kerja?” tanya Hasya polos. 
Aku pun menyentuh wajah polosnya sambil berbisik, “Hari ini ibu sengaja nggak kerja untuk Hasya, ibu akan mengabulkan apapun keinginan Hasya”. 
“Sungguh, ibu?” tanyanya dengan wajah berseri. 
“Iya Hasya sayang…”, jawabku sambil mencolek hidung mungilnya.

Melihat wajah sumringah Hasya membuatku semakin semangat untuk membahagiakannya hari ini. Ah, bukan hanya hari ini. Aku ingin selalu membahagiakan malaikat kecilku, tekadku dalam hati.

Aku memandikan Hasya. Setelah itu, Hasya memilih mengenakan rok merah oleh-oleh ayahnya dari Bandung minggu lalu. Ah, Hasya sudah mengerti mode, aku rasa ia pun sudah mengerti hari ini adalah hari spesial baginya. "Ibu, Hasya mau pakai bandonya juga," rajuknya sambil meringis.
Aku mengangguk, lalu melekatkan bando berwarna putih di kepalanya.

Setelah sarapan, Hasya menikmati puding buah sambil menerima telepon dari ayahnya. Ya, suamiku sedang dinas ke Surabaya. Aku bersyukur dengan segala nikmat yang Tuhan berikan kepada aku, dan keluaga kecilku. Kami, masih bisa memperhatikan Hasya di tengah kesibukan kami.

Kembali aku rengkuh Hasya dalam pelukanku. Sembari merunut tentang langkah-langkahku. Aku yang setiap hari penat dengan pekerjaan kantorku. Suamiku, yang bagus saja berada di rumah selama seminggu. Hasya lah yang membuat kami bertahan, untuk berjuang. Hasya, yang masih memerlukan masa depan. Tak sengaja, air mataku menetes. Membasah pula di kening Hasya yang masih dalam pelukku. Ia mendongak, 
"Ibu menangis," tanya Hasya dengan lugu. Aku tersenyum, menyeka air mataku, dan mengelus keningnya. "Ibu menangis karena bahagia, Nak, karena kamu," jawabku sambil memberi cubitan kecil di pipi gembilnya. 

Hasya beranjak, mengambil sepotong puding. Ia kembali ke arahku. Berhenti tepat di hadapanku. Ah, Hasya suapkan puding itu padaku. Dengan senyum cerianya, aku tahu, Hasya juga bahagia. Seperti aku.



Tulisan kolaborasi @wulanparker dan @anan1n0 

No comments: