Tuesday, January 31, 2012

Aku dan Kamu, Dulu

Dear You.... :)

Haalloow... apa kabarmu, teman masa kecilku? Apa kamu masih punya rindu buatku? Hehehe... becanda aja....
Wahh.. berapa lama ya kita tak bertemu?? kamu masih ingat tidak, waktu kita masih duduk di bangku SD dulu? Katanya, kamu pacarku.... *eeaaaaa*

Padahal sejujurnya aku nggak ngerti apa artinya pacar waktu itu. Kita cuma sering belajar bareng, maen bareng dan ... pulang bareng.... kita juga pernah janji untuk tidak saling melupakan yaaa.... Ahahahaaha....

Aku suka kalau mengingat-ingat tentang masa itu, waktu kamu boncengin aku naik sepedamu... mwihihihihi... maaf ya, sudah merepotkanmu. Terusss, kita juga sering nonton kartun Dragon Ballz di rumahku... Hag hag hag.... apa banget deh yaa... gitu aja kita udah ngerasa seneeeeeeengggg banget....

Sampai akhirnya.... aku harus pindah ke luar kota, karena ikut ayah yang mutasi kerja.. :(
Tapi kita janji untuk tetap saling menjaga komunikasi. Karena biaya telepon SLJJ cukup mahal, jadinya kita maen kirim-kiriman surat dehh... :) Aku selalu suka membaca kabar darimu, dan selalu ingin cepat-cepat ketemu kamu.

Mungkin, kebiasaan itu juga ya, yang membuat kita suka menulis cerita, sampai sekarang. Iya, kamu suka menulis juga kan sampai sekarang? :D

Yaaahhh.. apalah daya.... mungkin saat itu kita sudah lelah ya... kita pun tak lagi punya cerita bersama, meskipun... kadang-kadang aku nggak lupa... sama kamu.... :P

Tahun-tahun berikutnya... kita ketemu lagi ya... tapi... aahhh.. entah, aku lupa saat itu aku merasakan apa. Aku ingat, adikmu, yang sering kamu ajak main bersamaku, pernah bilang padaku, biar aku deket lagi sama kamu...

Dan sempat juga aku bertemu ibumu, yang pernah mengajari aku memasak, di rumahmu... Ah, aku juga masih malu-malu.... Ehhmm kapan beliau kau beri hadiah menantu? *eehhh

Oh iya, lebaran tahun lalu, kamu ingin bertemu denganku. Tapi, sayangnya kita belum sempat bertemu. Katanya, kamu ingin bertukar tulisan denganku... Atau kamu malah mau mengenalkan calon ibu untuk anak-anakmu? Iya, gadis yang ada di rengkuh pelukmu saat itu.
Iya lebaran tahun lalu, saat kita tak jadi bertemu, aku melihat kamu dengan gadis itu. Mungkin kamu tak melihatku, maaf juga aku sengaja tak menyapamu. Maka dari itu, aku memutuskan untuk tidak memberitahumu, bahwa aku masih di kampung halaman kita, waktu itu.

Maafkan aku. Aku tak mau ada yang kemudian salah sangka. Memang ada hati yang harus kita jaga, agar kita tak menyakitinya.
Jadi, biarlah do'a saja yang menjadi media komunikasi kita. Aku do'akan semoga kamu bahagia, dengan apapun yang akan menjadi kehendak-Nya.

Terima kasih sudah memberiku masa lalu yang membuatku tersenyum saat mengingatnya. Iya, tentang aku dan kamu, dulu.

Monday, January 30, 2012

R.I.N.D.U

Hei, kamu, yang menjebakku dalam rindu, apa kabarmu?

Ini, surat singkat untukmu. Iya, khusus untukmu. Semalam, kamu lakukan apa padaku?
Sekarang, ijinkan aku bertanya, apa kamu berubah membenciku? Atau bagaimana? Boleh aku tahu, salahku dimana?

Mungkin, aku tak seperti yang kamu rindu, yang selalu bisa menemanimu. Itu bukan karena aku tak mau denganmu. Cobalah, kita harus tetap terbiasa sendiri-sendiri. Saling memahami tanpa melihat mata itu sulit! Seperti kamu yakin, kaki kananmu tak akan melangkah bersamaan dengan kaki kirimu, agar kamu tak jatuh... Itu saja...

Mungkin ini menjadi ujian, apa kita benar-benar sungguh-sungguh...
Iya, aku masih merindukan... kamu...!!!!

Sunday, January 29, 2012

Ambigu

Hei, apa kabarmu? Aku sengaja menulis surat ini buatmu. Aku pinjam mata kamu sebentar, boleh?
Aku punya sedikit cerita....
Sehari ini aku dipanggil dengan sebutan yang berganti-ganti sama orang-orang. Iya, dipanggil, mbak, bu, kak,neng... Duhh... seambigu itu kah wajahku? Hehehe... sebenernya aku harus disebut apa coba?

Lalu, apakah aku juga ambigu untukmu?
Haha... sekalian aja ya.. aku beritahu kamu...
Kamu sangat ambigu di mataku... Termasuk tentang perasaanmu. Bagaimana aku bisa yakin padamu, kalau kamu kadang rindu, kadang nyuekin aku. Bahkan kadang akupun merasa diusir oleh kamu.

Sebenarnya kamu ingin apa? Katakan saja. Daripada aku melihatmu sangat ambigu. Bisakah kamu jelaskan lagi? Apa kamu itu cuma mimpi? Atau, fatamorgana?

Tuh kan, kamu sangat ambigu....
Tak boleh kah aku tahu? Agar aku bisa sepeuhnya percaya kata-katamu, tak lagi ambigu. Lain kali, katakan padaku, sambil menatap mataku, dalam-dalam. Sedalam kamu ingin menyelami hatiku, seperti katamu waktu itu. Atau memang hanya sedalam ini? Lalu kau menyerah untuk mengerti? Ah...

Kalau kamu memilih untuk ambigu, lebih baik, biarkan aku pergi, untuk mencari keyakinan sendiri. Daripada terus bersamamu yang ambigu, aku takut, takut dengan semua rasa yang ternyaata semu. Ah, sakit pasti!

Ya sudah, jangan lagi ambigu. Ijinkan aku lebih mudah memahamimu. Itupun, kalau kamu mau. Kalau tidak, aku akan pergi. Aku, tak suka ambigu. Sungguh!

Saturday, January 28, 2012

Aku Butuh Nyali, Sungguh!

Ketika aku menulis surat ini pun, aku masih belum tahu, dimana kamu sembunyi. Aku menitip pada angin untuk memanggilmu kembali di sini.

Kamu sedang berada dimana, nyali?
Iya, aku mencarimu, nyali...
Kenapa, kenapa kamu meninggalkan aku seorang diri, di sini. Apa kau yang meminta si takut untuk menemaniku? Ah, jujur saja, aku tak suka.

Hai nyali, sekali lagi aku katakan padamu, tolong jangan sembunyi. Aku sangat membutuhkanmu saat ini. Aku harus bertahan sendiri lagi. Kau kan tahu, selama aku sendiri, aku hanya bisa memilikimu, nyali. Aku mohon, kamu segera kembali, di sini. Menyatu dengan diri ini.

Aku tak tahu apa salahku, hingga kau pergi dan membiarkan aku semakin manja pada si takut. Untuk apa? Itu pun tak pernah membuatku bahagia. Asal kamu tahu, selama aku bersamanya, aku tak pernah merasa tenang. Sepertinya selalu ada yang memburuku. Lalu, bagaimana dengan kamu? Apa kau tertawa dengan apa yang terjadi padaku saat ini?

Ah, yang benar saja. Apakah selama ini kau merasa aku tak bersungguh-sungguh memilikimu? Apa aku kurang erat memelukmu? Aku harus apa lagi, nyali??

Jika kali ini angin benar-benar menyapamu dan menceritakan kabarku, tolong, katakan padanya, dimana aku bisa menemukanmu. Sungguh, aku sangaaaaaaattttt membutuhkanmu. Aku memang tak bisa janji selalu setia padamu, tapi aku akan lebih keras lagi berjuang untukmu. Agar aku bisa merasa lebih tenang. Karena harus kukatakan padamu, bahwa aku selalu tenang bersamamu, tanpa mengkhawatirkan apa-apa.

Heiiii, nyali.... tolong luluskan permohonanku kali ini. Kembalilah padaku. Aku lelah, lelah semakin dekat dengan takut. Ini bukan pergaulan yang baik. It's not a good relationship! Right?!

Jadi, aku yang akan menjemputmu. Mengajakmu beranjak dari persembunyianmu. Maafkan aku. Dan, kembalilah menyatu denganku!

Thursday, January 26, 2012

Jangan Benci Aku, Ibu...

Assalamu'alaikum Ibu....
Apa kabar? Lama sudah aku tak bertemu Ibu, masih ingat aku? Iya, gadis lucu yang sempat dilamar si bungsu, anak laki-laki ibu... :)

Maaf ibu, sampai hari ini pun, aku masih tak mampu memahami perasaan itu. Dan, tolong, jangan membenci aku. Aku ingin sekali bicara pada ibu, tentang apa yang ada dalam hati dan pikiranku. Baik sekarang, ataupun saat itu.

Aku masih ingat, ketika si bungsu datang padaku, menyampaikan bahwa ibu ingin aku datang ke rumah, menemui ibu. Tapi, sedetik pun, aku belum mampu memberi waktu untuk menemui ibu. Aku takut, kalut, dan banyak ragu yang menggelayut. Aku tak tau apa yang harus aku katakan padamu, ibu.

Aku masih ingat, ketika si bungsu katakan padaku, ibu mau menerimaku apa adanya. Perempuan yang mengenal dapur pun tidak, berdandan pun hanya mengenal bedak, dan tertawa pun masih suka tergelak. Ibu, aku benar-benar ingin memelukmu, tapi aku tak sanggup jika peluk itu bersamaan dengan menoreh luka di hatimu. Sebab, aku belum mampu mengiyakan untuk menerima pinangan si bungsu.

Maaf, kadang aku masih menganggap kata-kata si bungsu guyonan belaka. Ah, apakah itu dosa? Aku sedang menyusup pada rimbunan ragu. Aku masih belum bisa mendongak atas apa yang ibu dan si bungsu terimakan padaku.

Ibu, si bungsu tak pernah salah padaku. Dia teman yang baik bagiku. Dan, aku tau bagaimana ibu menyayanginya, mengkhawatirkannya. Seperti saat ibu ungkap lewat telepon, bertahun-tahun lalu.

Tapi Bu...
Si bungsu pernah mencintai sahabat baikku. Dan si bungsu adalah sahabat dari seorang yang pernah menjerat hatiku dan meninggalkan luka. Lalu, apakah aku mampu, hidup dalam lingkaran itu?
Ibu, maafkan aku...
Bukan karena aku tak menghargai semua kasih sayangmu, padaku.
Sekarang pun, aku sedang berusaha menguatkan diriku, jikalau semua itu adalah takdir bagiku.
Ibu, semoga kesabaran memuarakan pada pilihan terbaik yang tepat untukku.
Ibu, Tuhan yang akan menunjukkan jalannya. Pintu yang akan menjadi awal perjalanan kehidupanku nantinya.
Ibu, sekali lagi....
Maafkan aku...





Aku,
yang masih dengan hati membiru

Wednesday, January 25, 2012

Cuma Thole yang Bisa

Hei kamu... meski aku tahu kau tak akan bisa membaca suratku ini, tapi aku tahu.. kau mampu mengerti apa yang aku ungkap lewat tulisanku ini. Seperti biasa, ketika kau menemani aku, dan menjadi saksi bisu, untuk tawa dan tangisku, bahkan marahku, kemanapun aku pergi.

Haha.. aku suka menyebutmu, Thole. Iyah, aku sengaja memberimu nama THOLE. Dalam Bahasa Jawa, thole adalah sebutan untuk bocah laki-laki. Yaa
ahh.. seperti itulah kamu di mataku. Layaknya bocah laki-laki yang lincah, menggemaskan, dan nurut... :)

Bagiku, kamu itu teman yang nggak pernah menolak kalau aku ajak kemana saja. Mau putar-putar kota, membenahi rasa lapar yang rindu wisata kuliner, mengunjungi indahnya pantai, bahkan untuk menjejak jalan setapak menuju gunung dengan suasana yang syahdu... kamu selalu mau... Bagaimana aku tidak terharu dan selalu jatuh hati padamu?!

Bahkan, menangis dan tertawa di jalanan pun, aku tak malu, di hadapanmu. Aku bisa cerita tentang apapun padamu. Tanpa khawatir akan ada yang marah ataupun mencaciku.

Kau ingat tidak, ketika kita melewati jalan setapak, menuju Gunung Banyak. Iya, sore itu, ketika tetiba aku nekat hanya karena ingin menyendiri dan berseru pada langit, aku ingin melepas semua penat. Kamu bekerjasama dengan sangat baik. Aku bisa sampai ke puncak, dan kembali turun, bersamamu. Dengan senyumku yang enggan berlalu.

Ah, tak ada yang bisa mengerti aku sepertimu. Kamu, memang seolah bisu, tapi betapa aku tahu, kamu membuatku mengerti, bahwa setiap perjalanan akan membawa makna, yang memang tak bisa ditebak ujungnya. Asalkan kita menghargai perjalanan itu, pasti kita menemukan sesuatu yang bisa menenangkan diri kita. Iya, seperti kamu dan aku, yang selalu kembali pulang ke rumah, setelah pergi me
njelajah... :)

Ah, Thole,
Setahun aku tak berjibaku dengan jalanan bersamamu. apa kabarmu sekarang?
Kamu, motor kesayangan yang pertama aku punya. Dan, sangat setia.
Maaf ya, kalau di 14 Februari 2008 itu, aku membuatmu sakit dan sedikit remuk. Mungkin aku kurang berhati-hati. Hingga aku nyaris kehilangan gigi... T_T


Semoga, lain kali kita bisa bertemu lagi. Baik-baiklah kamu disana, karena aku tak mungkin mengajakmu kemari. Semoga, adik bungsuku, bisa menyayangi kamu, dan selalu baik-baik merawatmu.

Thole, hanya motor sederhana yang selalu menemaniku menjejak langkah-langkah menuju semua impian indahku, untuk masa depanku. Hingga aku sampai di tempat ini, sendiri.
Terima kasih Thole...
Kamu... sungguh istimewa.... :)

Tuesday, January 24, 2012

Rindu Sudut Semesta



Menyapamu, seperti rasa haus setelah aku mendaki gunung menjulang... Boleh? Aku hanya ingin bilang, bahwa aku sungguh-sungguh sayang....




Bukan, bukan tentang siapa..
Ini tentang apa dan bagaimana..

Aku yang selalu ingin menghela hawanya
Aku yang selalu ingin mencumbu sudut-sudutnya
Ah, apalagi ketika berpayung langit senja
Meski mungkin tak lebih indah dari surga
Tapi aku bisa menciumi aromanya
Dengan sangat bahagia

Itu, kau..
Kau boleh katakan aku berlebihan
Tapi asal kau tau..
Ketika cinta masih sanggup menyembunyikan rasa,
Tentang ini, aku katakan tidak!
Aku lugas mengungkapnya
Tanpa batas menceritakannya
Dan kau boleh tau
Bagaimana rindu-rindu itu memburu

Setiap jejak yang kutapak
Tak pernah aku mengelak
Seolah semesta memelukku
Sangat erat! Sungguh!
Dan dalam benakku pun
Selalu melagu langgam jawa yang begitu syahdu..
Nyaris bisu..

Aku bukan ingin mencari siapa-siapa
Apalagi mengais-ngais nama
Aku hanya ingin mencipta langkah-langkah semata
Bersamamu, Jogja..
Membaui hawa
yang sanggup menyihir segala nestapa menjadi pesan bijaksana..
yang mungkin saja, mereka rindukan juga..


Aku rindu Padamu!

Sudut semesta, Jogja...


Monday, January 23, 2012

Hai Cantik... :)

Teruntuk @froganggi tersayang

Hai cantik.... kamu apa kabar??
Lama aku tak memandangi wajah manismu yang selalu menyeruku untuk selalu menemanimu itu...
Kamu... sahabatkau yang lebih sering sendu daripada aku...
Tapi ternyata aku tak mampu lebih tangguh darimu... :)
Kamu hebat....

Sejak beberapa waktu lalu, kau bilang, kau begitu merindukanku. Kau ingin sekali berbicara denganku waktu itu. Aaahh.. tapi kenapa aku tak sempat juga memberimu sedikit waktu... meski hanya mengangkat teleponmu...

Maaf yaaa.... bukannya aku tak peduli padamu... tapi kenapa juga aku tak hendak menyisihkan waktu untukmu.. :( aku menyesal... kamu pasti kesal.... maaff yaa....

Mungkin.... nanti aku harus pandai merayu waktu... sedikit melambatkan langkahnya... agar aku mampu mendengar setiap ceritamu tanpa lagi merasa terburu-terburu... kamu setuju?

Baiklah... sekarang jangan bersedihh.... aku berusaha untuk menjadi sahabatmu yang baik.. yang masih mampu mendengarkan setiap ceritamu... dan mungkin juga menemani kamu jalan-jalan.. seperti saat itu...

Sekarang, ceritakanlah...
Apa yang ingin kau bagi denganku?
Aku disini... meminjamkan kupingku untukmu....
Sampai pada detik yang kau mau...


Aku,
yang ingin mendengar ceritamu... :)

Sunday, January 22, 2012

Kaifa Haluk?


Assalamu'alaikum Ukhti @dephiedepp

Kaifa haluk? :)

Semalam, aku masih bersamamu memang....
Tapi, boleh kan, kalau aku ternyata masih merinduimu...
Seperti aku yang selalu merindui malaikat-malaikat pemerhati doaku.. :)

Aku tiba-tiba ingin membuat surat ini untukmu...
Entah kenapa, aku juga belum tahu...
Mungkin, kamu juga akan menjadi selebtwit kesayanganku...
Aaaaaahhhh... masa iya begitu??

Rasanya, baru kemarin, aku berkenalan denganmu...
Dan kemudian kau dekati aku dengan berbagai macam bully-anmu...
Dan, kamu bilang... aku bully-able....
Ouucchhh.. kamu terlalu... :D

Ya sudahlah....
terserah katamu saja...
Yang jelas, aku masih merasa bahagia...
Bisa berjuang untuk thalabul ilmi, bersama kamu...
Semoga suatu kali nanti kita bisa menjadi seperti sebuah tagline semalam...
"Sholihah, Cerdas, Kreatif" *sambil begaya ala kreatif kita* :))

Oh iya, jika nanti, kita berujung untuk berbeda benua...
Jangan lupa... tetaplah istiqomah....
Dan, jangan lupa berbahasa Indonesia....
Hahahahaha....

Baiklah....
aku tak ingin bercerita panjang lebar...
Nanti sayap-sayap rinduku malah patah, lalu memar...
Biar saja sekali-kali nanti aku tetap bisa bilang ingin bertemu kamu....
Berceloteh apapun...
yang membuat kita merasa bersyukur atas apa yang dianugerahkan kepada kita...

Selamat Hari Minggu...
Sebelum tidur... mandilah dulu.... :)

Saturday, January 21, 2012

Merindu Gadis Unyu Mencinta

Untukmu, teman sebangku-ku, @rintadita



Hei, kamu gadis unyuu... apa kabarmu??

Lama tak berjabat cerita denganmu... kamu sih... sibuk melulu....
Sekarang... kata-kata tentang apa yang sedang kau rangkai? Ceritamu tentang pelangi? Atau... matahari? Aaahh... jangan yang sudah basi...

Hehehehe....
Aku cuma mau bilang, kamu sudah banyak berbeda daripada dulu, saat sebangku denganku, yang nyaris dua belas tahun lalu... :D
Kamu... makin dewasa.... makin tangguh... dan makin mencinta kata-kata...
Eh, tapi... apa kabar soal cinta???
Aaaahhh.. jangan kau redam karena kau dendam...
Sudahlah... warna semesta tak selalu hitam....
Semua cerita tak selalu mengerikan...

Duduklah sebentar... biarkan tubuhmu menyandar...
Aku tau kaupun mencinta Yang Maha Cinta...
Dan... Dia lah yang selalu sanggup membantumu membalut luka, membiarkannya mengering... hingga kau tak perlu memalsu tawa....

Jadi.... aku ingin kamu kembali mencinta....
Seperti saat kau cerita penuh suka cita....
Lubang-lubang dalam perjalananmu, bukanlah cerita semu...
Hmmm... itu ilmu, bahkan sanggup menjadi puluru...
Untuk seluruh impianmu....

Nyalakan lagi suluh-suluh rindumu...
Pada cinta yang terbalut peluk Sang Pencipta Semesta...



Aku,
yang masih merindumu kembali mencinta

Thursday, January 19, 2012

Untuk Kakaq-ku Si Raja Sabar :)

Dear @been_better

Assalamu'alaikum Kakaq...
Masih boleh kan aku menyebutmu Kakaq...
Tak terasa ya... semua sudah berlalu dengan begitu cepatnya... sampai kini kau memiliki bidadari kecilmu, seorang Naya, yang selalu membuatmu bahagia....

Aku masih ingat bagaimana dulu kita saling bersikap dingin tanpa ada yang mau menyapa. Sampai akhirnya, aku tahu bahwa kau hanya malu-malu saja.

Ahahaha.. terimakasih ya, sudah sering memberikan contekan setiap ulangan Fisika, di kelas Dua-dua.

Kamu, memang bukan sekadar teman biasa. Wajar lah jika aku menyebutmu luar biasa.
Kamu yang mengajarkan banyak hal, agar aku lebih berani, mengahadapi sesuatu yang mungkin saja kurang aku sukai.

Kak, aku tetap saja mengagumi betapa sabarnya dirimu. Bahkan aku pun tak sanggup menjadi sepertimu. Tapi, paling tidak, aku bisa belajar segala bentuk sabar, dari kamu.

Bhihihiiik... maaf ya, kalau selama ini aku banyak merepotkanmu, atau barangkali aku sering juga bawel sama kamu. Tapi, kamu tetaplah menjadi sahabat sejati, yang aku tak mengingini ada ujung dalam persahabatan ini.

Oh iya, kadang-kadang, aku merindukan bagaimana kamu mengomentari segala macam kebengalanku. Aku rindu nasihatmu... hehehehe...

Meski sekarang, kita sudah jaraaaaaaaaaanggggg sekali ketemu, tapi aku yakin, kamu masih ingat aku.... :)

Kakaq-ku yang baik, bersemangatlah meraih segala impianmu...
Semoga, suatu kali nanti, aku bisa lagi menjabat tanganmu dan bercerita tentang perjalananku, setelah kita sendiri-sendiri, mencoba meraih mimpi....






Aku,
adik abal-abalmu, yang banyak belajar darimu, sejak dulu

Wednesday, January 18, 2012

Hei, Ini Aku, Your "Recycle Bin", Your Reminder :P

Dear @faridhanahar

Hai Bintang, apa kabarmu hari ini? Langit kadang berubah-ubah rasa, tapi aku yakin kamu pasti tetap dengan kerlipmu, menemani aku....

Aaaaahhhh lama tak merunut luapan-luapan ceritamu seperti yang biasa terjadi sejak kita masih abege yahhh.... Mungkin sekarang kau sedang sibuk belajar menjadi permaisuri atas pangeran pilihanmu...

Aku doakan semoga kamu selalu semangat memperjuangkan apa yang pernah kau lukis menjadi mimpi-mimpimu.

Haha.... tak terasa nyaris dua belas tahun aku mengenalmu.. Iya, dua belas.... Bukanlah waktu yang sebentar, kalender saja sudah berganti lebih dari sepuluh kali. Tapi aku pun heran, kita bisa saling sayang samapi sebegitu setianya... Gak jarang juga, orang-orang di luar sana, suka iri sama kita.... hahaha...

Mungkin, karena kita lahir pada hari yang sama, dari rahim yang berbeda... Tapi dengan sangat yakin aku mengatakan, sifat-sifat kita berbeda.... :P

Hei Bintang, kita itu, dua tak sempurna, berbeda jiwa dan raga, yang muaranya sama, bahagia... :) Dan, hari ulang tahun kita tetap akan sama.... hahaha...

Maaf ya, dari dulu, aku memang selalu mengkhawatirkanmu, karena kamu suka sekali nekat dan kadang lupa sama resiko yang bakal jadi konsekuensinya... Dan, maaf juga kalau aku tetiba menjadi sangat posesif dan berlebihan mengingatkanmu macam-macam...

Ah, itu dulu, sekarang, kamu sudah menjadi perempuan dewasa yang begitu mengesankan. Semoga pangeranmu itu bisa menjagamu ya... jadi tak ada yang perlu aku khawatirkan lagi tentang kamu, Bintang... :*

Bintang, kamu harus semangat ya....
Jangan lupa menjadi istri dan ibu yang baik....




Bulan,
semoga selalu bisa bersamamu, di langit syahdu

Tuesday, January 17, 2012

Hei, Kamu Pencopet Hatiku.... :D

Dear @wira_panda

Apa kabarmu, sayang? Makin ganteng kan pastinya??
Maaf ya, tetiba aku mengirimkan surat padamu, yang aku sendiri tak tahu bagaimana lalu memilihmu...

Aku memang belum pernah menjabat tanganmu dengan lembut. Tapi entah, aku merasa begitu dekat denganmu, dengan karyamu, dan dengan ocehanmu yang mungkin tak penting, tapi...aku menikmatinya... :D

Kamu, selalu menemani aku dimana aku sedang mengarungi bahtera time line... Sesekali aku ketik reply ataupun sekadar mention untuk menyapamu... haha... berlebihan kah?? Aku rasa tidak, karena aku sesungguhnya ingin mengenalmu...

Hmm... waktu itu, aku sempat melihatmu, tapi entah, aku ragu mendekatimu, hanya mampu menyebut namamu, pelan... "Wira...", aku masih malu menyapamu sambil menatap matamu... *blushing*

Oh iya, tapi teman-temankku baik lohh.. waktu mereka tak sengaja bertemu denganmu, mereka memberiku oleh-oleh, sebuah fotomu.... yang ini...



Bhihihihik... aaahhh.. kamu selalu saja terlihat ganteng... seganteng bahasa karyamu... :D kecuali twit-twit "nakal"mu yang kadang membuatku gemas... bahkan kadang aku pun membencinya. Tapi, entah kenapa aku selalu menyukaimu.... Mungkin sampai nanti kamu punya pacar... karena aku... pasti cemburu!!

Hahaha.. tapi ya sudahlah Wira sayang..
Kalau kamu bahagia, aku pasti juga bahagia... semoga pacarmu tak seposesif kamu... biar aku tetap bisa menyanjungmu lewat angin-angin malam yang selalu memburumu...

Aku.. cuma ingin memberimu...
Senyumku di setiap pagimu... :)
Yang rajin ya sayang.... :)



Aku,
yang selalu berdiam dengan senyumku, untukmu

Monday, January 16, 2012

Lelaki Pertamaku, Aku Mencandumu


Dear Lelaki Pertamaku,

Selamat Hari Senin, ayahh.... selamat berteman kembali dengan rutinitas hangat yang selalu kau lalui dengan semangat... ^^ aku di sini selalu menginjinkan helaan nafas turut menyebut namamu dalam doa...

Ayah... kita sering sekali bertemu, bercerita dan berdiskusi tentang apaaa saja. Bahkan untuk jalan-jalan berdua pun, kita selalu romantis... hehehehe....

Tapi Yah... boleh tidak aku tanya??
Kenapa ayah begitu posesif, begitu romantis dan teramat sayang padaku??
Apa karena aku anak gadis satu-satunya?? hehehehe...
Ah, ayahh....
Aku selalu tersanjung dengan semuaaaaa yang ayah lakukan. Sampai-sampai, aku sering membandingkan setiap pemuda yang mendekatiku dengan semua tentang ayah. Dan hasilnya, tak ada yang mampu menandingi ayah....

Aahh, aku salah ya Yah... tapi aku sudah mencandu kasih sayangmu ayah...
Lalu aku harus bagaimana?
Asal ayah tau ya.. kalau pemuda-pemuda itu membuatku sakit hati, kadang aku bisa sangat marah, karena dalam benakku, ayah saja tak pernah dengan sengaja menoreh luka di lembaran hatiku.

Mungkin, aku berlebihan ya Yah....
Tapi aku selalu berdoa...
Agar seorang pemuda yang nantinya menjagaku, akan mampu belajar menjadi ayah yang baik. Aku ingin anak-anakku juga merasa aman kala bersama ayahnya, seperti aku, yang selalu mencintaimu.

Terimakasih ayah....
Aku sayang ayah...

Sunday, January 15, 2012

Untuk Ibu, di Sudut Pagi


Dear Ibu,

Semalam aku sangat merindumu.... aaahhhh setiap hari juga begitu... tapi semalam, sangaaaat... sangaaaat... dan sangaaaattt...... :D

Aku sedang ingin bercerita ibu.....
Aku tahu, ibu pasti selalu bosan melihatku eringkuk di kamar, berjabat hangat dengan kasuurr.. selalu... apalagi di musim dingin semacam ini..... bhihihihikkkk.....

Tapi kali ini tidak, aku menjadi lebih rajiiin.... meski baru beberapa hari...
Ibu, aku ingin menghadiahimu menantu.... yang juga bisa selalu sayang padamu... seperti aku.... hehehe...

Aku sedang belajar memasak, ibu....
Benar-benar dari nol...... Aku tahu, yang paham betul tentang aku, adalah ibu... Bahwa kelemahanku bukanlah harga mati bagiku...

Tapi sayang, ibu tak bisa langsung mencicip apa yang aku masak. Aaahhh tak apa, suatu kali jika ibu kemari, coba cicipi yaaahhh...

Mungkin memang tak seenak masakan ibu, tak sesehat cara ibu. Tapi, aku berusaha melakukannya dengan baik. Bahkan aku tak jarang enggan memakannya dengan mulutku sendiri, hehehehe.... gorengannya gosong.... hahahahaha.....

Aku masih ingat, bagaimana aku dan adik-adik selalu menantikan sup merah buatan ibu. Di hari istimewa kami, di hari ulang tahun kami. Memang tak selalu mewah, tapi aku masih lekat mengingatnya, karena kami selalu menyukainya.

Aku ingin, suatu kali nanti, anak-anakku juga akan merasakan hal yang sama sepertiku. Menantikan sesuatu yang mereka suka, yang dibuat dari tangan ibunya sendiri. Aaaaahhh itu cukup romantis bagiku ibu...

Ibu, jangan malu ya dengan kekuranganku.... Aku memang susah belajar untuk hal yang satu itu.. Tapi aku tahu... suatu kali aku juga akan bisa hebat sepertimu... yang selalu melakukan segalanya dengan cinta.. hingga aku pun tak sanggup membuat jeda rindu padamu.

Sampai saat aku menulis surat ini. Pagi-pagi yang sedikit senyum matahari, aku masih juga merelakan pipiku basah dengan air mata haru.

Ibu, benar yaa....
Lain kali cicipi masakanku.... untukmu... atas nama cintaku...

Aku,
yang selalu mematri senyummu, di benakku, setiap hari.

Friday, January 13, 2012

Untuk Murid-muridku, yang Aku Rindu


Hai, anak-anakku, apa kabarmu?
Tahun lalu, aku masih siapkan sarapan untukmu, anak-anakku. Menemanimu minum susu, dan meredam riuhnya detak jantungmu, dengan senyum syahdu yang kuberi untukmu.


Hai anak-anakku,
Saat itu, aku masih bisa menyambut pelukmu, dan mendengar semua keluh kesahmu. Aku, masih ingat betul itu. Aku, selalu berusaha meluruhkan semua rasa takutmu. Bahkan kuijinkan kau bermanja di pangkuanku.

Di setiap pagiku, kala itu. Aku, khusyu berdoa untukmu. Agar tak kalut menghadapi ujian sekolahmu. Aku hanya ingin, semua cita-cita bisa menjadi ladang syukur buatmu, anak-anakku.

Meski, sekarang, aku tak bisa hadiahkan pelukan dan lembutnya tatapan, apalagi menyiapkan sarapan, masih ada doa yang selalu aku panjatkan. Untuk kalian, anak-anakku sayang.

Mungkin, aku tak lagi kau panggil ibu, tapi aku akan tetap menjadi temanmu. Akan mendengar semua ceritamu dan membantumu melukis senyum di wajahmu. InsyaAlloh. Aku, selalu menyayangimu, Nak..


Wednesday, January 11, 2012

Aku dan Cinta

Aku bukanlah seorang yang romantis dan pandai merayu seperti yang akhir-akhir banyak dinilaikan orang-orang kepadaku.

Aku hanyalah seorang gadis lugu yang suka marah-marah dengan mulut maju, sambil ngerasa pingin ngelempar palu.

Hmmm…aku memang suka puisi. Kalau itu dari dulu. Pertama kali aku berani bertukar karyaku adalah di bangku kuliah. Dan jelas, mereka nggak percaya. Dia bilang, secara penampilan, aku enggak banget deh buat punya karya semacam itu.

Senada dengan seseorang yang bahkan menyebutku, pujangga gadungan, hag hag hag. Entah itu serius atau hanya guyonan, aku sendiri nggak pernah tahu.

Bahkan untuk membicarakan tentang CINTA aja, aku merasa sangat canggung, dan malesss banget. Sudah kutebak, ujung-ujungnya pasti juga itu-iu aja. Dan nggak jarang pula, orang-orang di luar sana menyebutku gadis yang tak mengenal cinta, hahahaha….

Padahal, dalam tumpukan buku dan kertas-kertas yang suka berserakan di kamarku, hampir semuanya tentang cinta. Yaa…. Cinta…. Rentetan cerita dimana aku mulai berkenalan dengan cinta, bermain dengan cinta, kesal pada cinta, marah pada cinta, hingga mencandu cinta. Ahhh….

Semua aku simpan sendiri…hmmm aku ceritakan sediikit demi sedikit padanya. Iya, pada dia, yang tentu saja mengajarkanku tentang cinta, yang lama-lama buta. Aaahhh… maafkan…

Baru-baru ini saja aku mulai berani meletupkan energi cinta dimana-mana… Hingga sampai hati juga menggombal disana-sini. Yaaahhh… buat hiburan aja… dan kalau ku baca-baca lagi… semuanya sekarang tentang cinta… yang aku tak tau dimana muaranya…

Mudah-mudahan… itu kamu…. ^-^