gambar dipinjam dari sini
Aku menghela nafas lebih lega, membiarkan udara menjalar ke seluruh tubuhku, memelukku
Aku terdiam melumat senyum, kehabisan kata saat kembali terduduk di pangkuanmu
Mengendapkan seluruh luka yang tetiba saja menggores ketika aku gagal bertemu
Ya, aku harus memupus semua haru biru pertemuan yang telah aku bayangkan lebih dulu
Sekarang, aku disini bersamamu, di satu waktu yang selalu aku tunggu
Aku menikmati cumbu darimu yang selalu aku rindu
Dinginmu, sejukmu, serta teman pagi yang membalut aku dengan syahdu
Aku, yang kemudian tak lagi ingin meninggalkanmu
Mungkin, bukan kau yang merasa sendiri kemudian sepi
Mungkin, bukan kau yang terantuk-antuk rindu kemudian membiru
Mungkin, kau lebih menikmati segala yang baru, menghampirimu
Mungkin, kau lebih menikmati sapa-sapa asing yang aku kira semu
Aku, aku yang memupuk rindu-rindu untuk senandung pagimu
Aku, aku yang selalu berangan kembali ke pelukan tenangmu
Aku, aku yang tak mampu menawarkan cinta kepada selain kamu
Aku, aku yang terus menggebu mengelu-elukan kamu, indahmu
Sayangnya, aku tak lagi melihatmu yang begitu lugu
Kau lebih kekar dengan sembarang rasamu yang kadang terlihat tak menyatu, denganmu
Sayangnya, aku tak lagi melihatmu yang menyukai sepi di sekian titik waktumu
Kau lebih bingar dengan sembarang hiburan yang kadang aku tak yakini, itu kesukaanmu
Kamu,
Aku suka mendapati pelukanmu
Aku bahagia kau cumbu dengan udaramu
Aku berpesta dengan kecupan senjamu
Namun, aku....
Masih saja merindu
Tentang kamu, tanpa bingar yang melekat padamu
Tentang kamu, yang menyambutku dengan nyanyian burung pagimu
Di situ, alun-alun kotaku
Kamu, Malang yang syahdu
No comments:
Post a Comment