Saturday, November 17, 2012

Dengarkan Aku


gambar diambil dari sini

Malam ini aku tersenyum padamu. Bermaksud menghiburmu. Aku menceritakan keadaanku yang baik-baik saja. Aku terus berjuang melukis tawa di wajahmu seperti malam-malam sebelumnya. Sebelum kemudian kamu melihatku dengan mata sendumu. Berlebihan mengkhawatirkan aku.

Rebahmu malam ini, masih dipenuhi paksa memikirkan aku. Katamu, kamu tak ingin aku lagi-lagi sakit atau sekadar terluka. Aku tertawa, tergelak. Kamu justru menatapku penuh heran. Kamu membebat tubuhmu dengan selimut. Mencari kehangatan, pikirmu. Aku doakan saja, kamu bisa mendapatkannya. Seharusnya, kamu tak perlu berlebihan memikirkanku. Berusaha saja untuk lebih tenang. Sudah.

“Aku sekarang sudah cukup kuat. Tak ada yang mudah membuatku sakit,” aku meyakinkanmu.

Kamu bangun, menegakkan punggungmu, bersandar pada dinding di tepi tempat tidurmu. Aku mengikuti gerak lesu tubuhmu yang berusaha kamu buat lebih kuat.

“Ah, tapi aku tahu betul, luka-lukamu baru saja pulih. Bahkan bekas lukamu pun baru saja hilang. Bagaimana aku tidak khawatir?” entah berapa kerut di dahimu yang terlihat kali ini.

Aku menghela nafas panjang. Harus kukatakan apalagi padamu. Setidaknya, aku akan membantumu mengendalikan semua situasi yang kamu hadapi saat ini. Seharusnya kamu tahu, saat ini aku butuh lebih tenang, memiliki lebih banyak ruang yang dapat membantumu menentukan pilihan-pilihan itu.

Aku pun selalu mengatakan padamu, turuti saja kataku, jangan malah membelengguku. Itu hanya akan membuatmu bertambah pusing. Kadang, aku merasa kehati-hatianmu justru membuatmu lebih suka terpeluk takut daripada membebaskan aku yang ingin mengantarkanmu kepada kebahagiaan yang kamu impikan. Pun denganku.

“Aku tak punya niatan untuk membelenggumu,” katamu tiba-tiba.

Aku membiarkan jeda yang ada. Aku akan memberikan kesempatan padamu untuk bicara. Mungkin dengan begitu, aku pun bisa lebih memahamimu.

“Kamu ingat, betapa aku riuh dengan diriku sendiri saat berjuang menyembuhkanmu. Membasuh luka-luka yang masih basah dan terus menganga. Aku tahu, itu perih. Aku selalu menangis saat melihatmu menahan sakit, yang kadang datangnya tiba-tiba. Aku tak mau itu terjadi lagi padamu,” di pelupuk matamu menggenang air mata yang aku tahu, kamu tahan.

Aku berdehem. Meminta sedikit perhatianmu. Menghentikan langkah ingatanmu yang kuanggap tengah memutar waktu kembali ke masa lalu.

“Dengar, aku tak sebentar bersamamu. Aku selalu denganmu, sepanjang hidupmu. Aku cukup mengenalmu. Bukankah sudah seharusnya kita saling mengenal dengan baik?” kamu terdiam, meringkuk memeluk kedua lututmu.

Kamu ingat, saat kita bersama-sama mengadu kepada Sang Maha Cinta? Kita bersama-sama bersimpuh, berbincang dan memohon kepada-Nya. Menginginkan pelukan yang tak akan pernah lepas. Menginginkan dekap yang tak pernah berjarak. Itu yang selalu kita ikatkan. Untuk aku dan kamu. Bagiku, itu sudah cukup membuatku lebih mengerti dan menjauhi rasa takut.

Setidaknya, kali ini aku ingin memberitahumu, bahwa bersamamu menjalani setiap waktu, aku selalu belajar. Darimu, dari semua kejadian yang menimpamu. Aku belajar lebih kuat, aku tak ingin terus-terusan manja, selalu ingin dikasihani, dijaga dan tak boleh terluka sedikit pun.

Aku bukan seperti itu Aira. Semakin kamu mengajakku berjuang, semakin aku berteman dengan semangatmu, aku pun semakin tangguh. Aku tak peduli lagi dengan luka-luka yang dulu. Aku biarkan semuanya meluruh dan sembuh. Itu karena aku menghargai setiap kerja kerasmu.

Tapi kamu harus ingat, yang aku mau, kamu memeluk semua yang menjadi hakmu, kebahagiaanmu. Aku harap, kamu mau mendengarkan aku, hatimu. Jatuh cinta lah, Aira.



*ini ditulis untuk menjawab tantangan menulis cerita dengan POV1. Tetapi, tetapi, kenapa rasa-rasanya jadi POV2? *ngakak guling-guling* 




2 comments:

Anonymous said...

*speechless* Kereeeen badaaaaai!! Saya memang harus lebih banyak belajar dari Kakak-kakak semua ^^

lunaspider said...

Terima kasih Dicta.. :) Aku juga masih harus banyak belajar.. :D Semoga kelas menulis selalu membantu kita untuk menulis lebih baik.. ;)