Tuesday, November 06, 2012

Zeus, Aku Ingin Cerita


gambar diambil dari sini

Zeus, apa yang terjadi pada langit malam ini? Sedih kah ia?
Tertumpuk gundah yang ia rasakan seperti warna langit kali ini
Aku akan biarkan ia melakukan apa saja yang ia suka, Zeus
Agar tiap gundahnya segera pupus
Tetapi hanya malam ini Zeus
Hanya malam ini seperti langit yang kau ciptakan untuk cinta
Biarkan aku bergundah untuknya

Aku ingin saling menyesap keluh yang mungkin terselip diantara kelabu
Belum tersampaikan, membuat sesak dadaku.
terlalu sesak hingga rasa ini tak tertahankan lagi
Zeus, apakah dia tahu akan rasa ini ?
Tentang rasa yang saling merindu ?
Aku mintakan satu padamu
Izinkan rinai itu menyampaikan rinduku.
Disana, ia yang kuharap merinduku juga
Berpeluk ingatan, tawa

Tawa itu hanya dia tunjukkan kepada mereka. Zeus,
Aku tak tahu harus berkata apa kepadanya
Tolong beritahu aku akan dia
Aku dengarkan semua cerita tentangnya dalam semesta.
Aku tak menunggu redanya hujan
Ia lah yang bercerita, tentang kerinduan

Rindu itu membucah bagaikan bom
Aku hanya bisa memejamkan mata
untuk dapat melihat sosoknya
dalam ingatanku yang terbatas ini

Zeus..Zeus..kau temankan hujan dengan gemuruh kah?
Aku hanya tak ingin terkejut dalam damai pejamku.
Karena melihat ia di sana
Biarlah hujan dan gemuruh itu bergema
Seperti suara hatiku ini yang terus berteriak akan rinduku kepadanya, Zeus.

Aku tak akan lelah bersenandung bersama mereka
Untuk satu hal yang sungguh aku ingin peluk
Ia dan rindu

Zeus, apakah rindu itu bisa kupeluk bersama ia ?
Kalau bisa tolong perlihatkan kepadaku yang telah menunggunya
Jika nanti aku harus menanti sampai hari berganti
Izinkan aku mengecup satu mimpi
Tentang aku dan ia

Mimpi hanyalah semu
Aku ingin tidur terlelap disampingnya
Walau itu hanya sekali dan rindu itu hilang
Saat ini aku relakan menjamu semu, asal aku mampu merasakan ia, di sini.
Mengikat rindu yang tak hendak lepas sekalipun.

Tepati janjimu untuk rinduku, kataku.
Aku tak bisa bernafas
Sesak akan dia dalam dekap yang tak nyata.
Seberapa mampu aku menyeduh ingatan tentangmu yang kemudian aku sesap sendirian.
Aku tak bisa menenggak pahit sendirian

Sepi sendiri tanpa dia.
Aku hanya bisa berdansa di langit tak berbintang. Seorang diri.
Padahal dia janji kepadaku akan bertemu
Kelam. Kian menyusup dalam malam
Aku tak tahu harus bercerita apa, tentang luka?
Atau kepingan rasa yang selalu terpaksa.
Bukankah itu rasa?
Ingin memiliki walaupun tak bisa, lalu berakhir pun terluka
Biarkanlah rasa itu menjadi sebuah kehidupan.

Ketika hujan mereda,
Aku harap luka-luka itu binasa.
Hanyut meluruh entah pada muara yang mana.
Aku rebahkan lelah pada semesta
Tolong semesta jangan engkau lelah akanku
Rasa rinduku ini hanya sebatas yang aku mampu
tetapi cintaku tak akan lelah menanti




Puisi Berbalas Delisa Sahim dan Wulan Martina


*diantara hujan dan gemuruh langit malam

No comments: