gambar diambil dari sini
Zeus, apa yang terjadi pada langit malam ini? Sedih kah ia?
Tertumpuk gundah yang
ia rasakan seperti warna langit kali ini
Aku akan biarkan ia
melakukan apa saja yang ia suka, Zeus
Agar tiap gundahnya
segera pupus
Tetapi hanya malam ini
Zeus
Hanya malam ini
seperti langit yang kau ciptakan untuk cinta
Biarkan aku bergundah
untuknya
Aku ingin saling
menyesap keluh yang mungkin terselip diantara kelabu
Belum tersampaikan, membuat
sesak dadaku.
terlalu sesak hingga
rasa ini tak tertahankan lagi
Zeus, apakah dia tahu
akan rasa ini ?
Tentang rasa yang
saling merindu ?
Aku mintakan satu
padamu
Izinkan rinai itu
menyampaikan rinduku.
Disana, ia yang
kuharap merinduku juga
Berpeluk ingatan, tawa
Tawa itu hanya dia
tunjukkan kepada mereka. Zeus,
Aku tak tahu harus
berkata apa kepadanya
Tolong beritahu aku
akan dia
Aku dengarkan semua
cerita tentangnya dalam semesta.
Aku tak menunggu
redanya hujan
Ia lah yang bercerita,
tentang kerinduan
Rindu itu membucah
bagaikan bom
Aku hanya bisa
memejamkan mata
untuk dapat melihat
sosoknya
dalam ingatanku yang
terbatas ini
Zeus..Zeus..kau
temankan hujan dengan gemuruh kah?
Aku hanya tak ingin
terkejut dalam damai pejamku.
Karena melihat ia di
sana
Biarlah hujan dan
gemuruh itu bergema
Seperti suara hatiku
ini yang terus berteriak akan rinduku kepadanya, Zeus.
Aku tak akan lelah
bersenandung bersama mereka
Untuk satu hal yang
sungguh aku ingin peluk
Ia dan rindu
Zeus, apakah rindu itu
bisa kupeluk bersama ia ?
Kalau bisa tolong
perlihatkan kepadaku yang telah menunggunya
Jika nanti aku harus
menanti sampai hari berganti
Izinkan aku mengecup
satu mimpi
Tentang aku dan ia
Mimpi hanyalah semu
Aku ingin tidur
terlelap disampingnya
Walau itu hanya sekali
dan rindu itu hilang
Saat ini aku relakan
menjamu semu, asal aku mampu merasakan ia, di sini.
Mengikat rindu yang
tak hendak lepas sekalipun.
Tepati janjimu untuk
rinduku, kataku.
Aku tak bisa bernafas
Sesak akan dia dalam
dekap yang tak nyata.
Seberapa mampu aku
menyeduh ingatan tentangmu yang kemudian aku sesap sendirian.
Aku tak bisa menenggak
pahit sendirian
Sepi sendiri tanpa
dia.
Aku hanya bisa
berdansa di langit tak berbintang. Seorang diri.
Padahal dia janji
kepadaku akan bertemu
Kelam. Kian menyusup
dalam malam
Aku tak tahu harus
bercerita apa, tentang luka?
Atau kepingan rasa
yang selalu terpaksa.
Bukankah itu rasa?
Ingin memiliki
walaupun tak bisa, lalu berakhir pun terluka
Biarkanlah rasa itu
menjadi sebuah kehidupan.
Ketika hujan mereda,
Aku harap luka-luka
itu binasa.
Hanyut meluruh entah
pada muara yang mana.
Aku rebahkan lelah
pada semesta
Tolong semesta jangan
engkau lelah akanku
Rasa rinduku ini hanya
sebatas yang aku mampu
tetapi cintaku tak
akan lelah menanti
Puisi Berbalas Delisa Sahim dan Wulan Martina
*diantara hujan dan gemuruh langit malam
Puisi Berbalas Delisa Sahim dan Wulan Martina
*diantara hujan dan gemuruh langit malam
No comments:
Post a Comment