Saturday, November 03, 2012

I Breathe For You




Tepat hari ini 1 bulan lalu. Saat pertama aku berpisah denganmu. Aku masih ingat bagaimana senyummu menyusup menjelma rindu setiap harinya. Aku ingat bagaimana kau melepas tawa kecilmu atas canda yang begitu saja tercipta diantara kita. Satu bulan, ternyata itu waktu yang sangat singkat. Seolah baru kemarin aku bertemu denganmu. Sekarang, aku hanya bisa menatapmu melalui sebuah gambar.

Apa kabarmu? Apa rinai hujan pagi ini sanggup menyampaikan rinduku, padamu? Aku harap kau mendengarnya, aku bernyanyi, untukmu, atas rinduku padamu. Kau tahu? Semalam aku berbincang dengan Tuhan. Menanyakan apakah perjalanan ini masih dapat aku lanjutkan, atau sampai disini saja. Kadang aku lelah, menahan rasa yang harus aku sekat-sekat.

"Lassie....aku kangen kamu..." kataku sambil memandang foto Lassie. Ya, Lassie, anjing kesayanganku.
Sahabat setiaku yang sealu menemaniku kala suka maupun duka. Ayahku memberikan Lassie padaku sebagai teman untuk melewati hari-hariku selama aku menempuh pendidikan di tanah tetangga. Aku terlalu menyayanginya, mungkin. Ah, tidak. Pasti. Iya, aku sangat menyayangi Lassie. Alasan apa aku ingin mencampakkannya. Tapi aku tak bisa membawanya pulang.

Tadinya, aku menitipkan Lassie kepada sahabatku, yang memang penduduk asli, Marry. Sayangnya, Marry harus hijrah ke Australia dan bekerja disana. Terakhir aku mendapatkan kabar, Lassie sering jatuh sakit. Tubuhnya mengurus. Aku membayangkan, apakah bulunya masih secantik dulu. Aku sangat ingin pergi menjenguknya, mungkin juga membawanya pulang. Tapi bagaimana, tugas-tugas kantor tak bisa aku tinggalkan meski hanya untuk menikmati liburan yang hanya sebentar.

Akhirnya, rasa rinduku mengalahkan segalanya. Aku membulatkan tekadku untuk mengunjungi Lassie. Tapi, masihkah dia mengingatku? Masihkah dia menganggapku sebagai sahabatnya? Keraguan itu mulai muncul. Ketakutan akan kehilangan Lassie seutuhnya makin menyelimutiku. Satu yang aku inginkan. Aku ingin ia membangunkan aku pagi-pagi, lau mengajakku joging di taman dekat asrama. Ah, itu masa paling indah yang aku punya bersama Lassie. Dia itu selalu menjadi mood booster bagiku.

Sebisa mungkin aku perhatikan kebutuhannya. Makanan, minuman, kesehatan, hingga mainan. Ya... mungkin juga bisa kami mainkan bersama. Aku ingin membawakan oleh-oleh untuknya. Mungkin, bisa membuatnya kembali sehat dan ceria seperti biasa. Oh iya, aku masih menyimpan pita merah yang sering aku pasangkan di lehernya, nanti aku akan bawa juga.

Kenangan akan masa-masa indah itu kembali membulatkan tekadku untuk mengunjungi Lassie. “Mungkin ini kenapa cowok gue selalu jealous sama Lassie. Gue lebih perhatian sama Lassie daripada sama dia”, batinku. 

Aku melihat ke kalender dan mulai membuka laptopku untuk mencari-cari waktu yang tepat untuk mengunjungi Lassie. Setelah 15 menit berlalu “YES!!!” seruku “Dapet tiket murah PP buat ketemu Lassie”.
 “Lassie….I’m coming bebi” tulisku di akun twitterku.
Kurang dari 1 menit sahabatku Marry mebalas twitterku, “Hahaha….you never that exited with your boyfriend” katanya.

Aku menahan pingkal tawaku sendirian. Absurd. Mungkin. But it's real... hahahahaha... I love you always, Lassie.. Kukecup sekali lagi foto Lassie dan mulai packing segala perabotan yang akan aku bawa untuk menemui Lassie. 



Kolaborasi Nurul Soraya dan Wulan Martina


*saat langit belum maksimal menuntaskan rindunya kepada bumi

No comments: