Friday, August 10, 2012

Seharusnya, Aku Juga

"Halo," aku menjawab telepon darimu sore itu.
Kamu justru diam. Aku hanya bisa mendengar petikan gitar yang kamu mainkan. Hmm... aku tahu lagu apa yang sedang kamu mainkan... :D
Sudah selesai. Aku, masih terdiam.
"Halo, kok diam?" tanyamu kemudian.
Aku mengikik pelan. Mungkin, kalau aku ada di sebelah atau di depanmu, kamu sudah memberiku cubitan kecil di pipi. Ya.. beruntunglah, aku tak tampak di hadapanmu saat ini.
"Yaaahh.. udah dimainin penuh penghayatan juga... komentar kek..." tersulut juga protes dari mulutmu ya... :D
"Iya, bagus" jawabku enteng.
"Kamu lagi ngapain?" tanyamu lagi.
"Lah ini, lagi jawabin telepon kamu," jawabku.
Selanjutnya, aku bayangkan, kamu sudah melotot dan hendak menjewer telinga kecilku. Dalam hati aku terbahak. Oh, maaf.. :D

Romantis ya kamu. Tapi kadang aku sendiri mempertanyakan keberadaan perasaan dalam diriku sendiri. Hambar. Kenapa? Apakah ada yang salah? Atau, aku masih terlalu muda?

Ah, itu boyband kesukaan aku, lagunya juga. Kamu tahu itu. Lihat saja, pin up itu masih tertempel rapi di dinding kamarku. Darimu.  Tapi... tak serapi perasaanku, padamu....
Karena, tetap saja hambar.....

You treat me like a rose
You give me room to grow
You shone the light of love on me...
(Like A Rose - A1)

Mungkin, seharusnya, aku juga....
Sayangnya.....
Ah, yang penting aku mengingatnya...
Mungkin, sampai lupa... :)



No comments: