Then, beberapa minggu kemudian, setelah menjalani terapi buku, Luna udah agak sembuh… Ia pun melanjutkannya dengan terapi music, cukup panjang juga sih perjalanannya. Hingga akhirnya dia klik banget sama lagu Tanpa Rasa punya Cokelat dan nancep banget sama referensi dari seorang teman, lagunya Dashboard Confessional yang judulnya Belle of the Boulevard itu. Yippie…. Ajib dah.
Mengubah mind set dan lebih memilih konsentrasi sama kerjaan, bikin Luna lebih baik. Meski kadang kelabilan itu suka muncul tiba-tiba. Seperti sore itu….
Gagal nonton Wall Street karena masih harus melanjutkan trip anjangsana bersama ayah dan bunda, ternyata bikin Luna kejer juga. Sampai-sampai, keesokan petangnya, dia nekat ngelayap nggak jelas ke sebuah mall pinggiran Jakarta *sejak kapan sih dia doyan nge-mall*. Setelah gempor dan kelaperan, Luna pun bingung mo makan apaan. Dia baru inget kalau dia punya gratisan french fries dari fast food yang bangunannya didominasi sama warna kuning itu :D
Antara iya dan tidak, Luna memasuki fast food idola anak-anak itu. Sapaan waitress udah nggak bisa Luna perhatiin. Dia justru bingung mo pilih menu apa, ayam?? Hmmm kan udah lama musuhan sama ayam.. :( burger?? Tapi pengen nasi. Hadeehhhh…. Dengan segala keterpaksaan Luna pilih menu nasi ayam… :(. Mbak yang dikasir pun menyebut jumlah nominal yang harus Luna bayar. Luna keluarin duit dari dompet lah…sambil nunjukin sebuah kupon gratis French fries yang dia dapet dari toko buku tempo hari. “Sama nukerin kupon ini ya, mbak” kata Luna. Lalu, mbak kasir itu memanggil seorang rekannya, “Kak, ini masih bisa gak?” Luna ngerasa aneh aja, kok nggak langsung dilayanin aja. Justru nanya ke temennya, kan itu masa berlaku masih seminggu ke depan.
Nggak berapa lama, si mbak bilang, “Maaf, Kak, ini bisa ditukarkan untuk kunjungan berikutnya aja ya. Karena harus satu stroke pemesanan sama yang tadi,”. Luna manyun dan sedikit-sedikit ngerayu. Hmmm haduh, tau nggak sih mbak, kalo nggak ada kupon gratis ini saya juga males makan disini.. :(. Dengan berat hati Luna menerima kenyataan itu. Sepintas dia kepikiran, apa mesen satu kentang lagi yah…kan bisa dapet dua jadinya. Tapi dia mengurungkan niatnya itu, dia inget kalo tadi siang, menu lunch di kantor adalah nasi+bihun+sambel goreng kentang. Masa mo makan French fries juga..bisa-bisa mukanya mirip kentang. Hmm kentang??? *jadi inget Kakak Bukhin si Kentang, hahahaha*
Luna pengen protes sama mbak kasir toko buku yang harusnya ngasi tau: MBAK INI KUPON NGELUARINNYA PAS MO MESEN YAHHHHHH. Mungkin mbaknya nggak tahu kalo manusia yang dikasi kupon itu kondisi jiwanya sedang gundah gulana dan tidak memiliki pikiran sehat yang memadai. Mwahahahaha…
Baiklahhhh…kenyang, Luna pulang ditemani rintik hujan yang kian menderas, tapi tak lagi membuatnya meringis. It’s just romantic night with the loneliness. Love it!, batin Luna.
Nyampe di kosan, Luna berniat merajut kata dengan tinta. Ia hanya ingin bercerita tentang langit yang menemaninya meski hanya gulita yang dirasa. Ia pun mulai meraba kisah yang harus mengalir dengan tinta di lembar lain untuk tetap merangkai cerita. *horeee semiotika itu kembali *Luna beranjak sembuh*
Tiba-tiba, “Luna, here we come, with something special”. Temen kos yang juga sekantor sama Luna baru datang, dan bawa oleh-oleh katanya. Hmmm kabarnya mereka bawa ayam bakar…sisa dinner yang kelebihan…bwahahahaha…ayam?? *jantung Luna berdegup tak menentu* Karena Luna lagi sibuk curhat di telepon, dia lama banget keluar kamar buat ngambil itu yang namanya ayam bakar. Arrrgghhh Luna merepotkan salah satu teman kosnya yang kemudian rela mengantarkan sepotong ayam bakar di atas piring.. *lemparin aja mbak *anak kurang ajar, dikasih, minta dianter pula *Luna nyengir.
O-ow…ini ukuran ayam bakar untuk porsi sapa yah, batin Luna. Buat Luna sih, itu ayam gede bangettttt!!!! Sumpah dah, mungkin ayam yang dimakan upin ipin juga segede ini yah…. Luna masih nggak percaya dengan ayam bakar yang dilihatnya itu. Apa?? Makan malam ayam, besok sarapan juga ayam?? Segede ini pula?? *Menatap ayam dengan pandangan nanar*
Luna berdoa, semoga keesokan harinya, mukanya nggak kayak Pidgin…. :P
Mengubah mind set dan lebih memilih konsentrasi sama kerjaan, bikin Luna lebih baik. Meski kadang kelabilan itu suka muncul tiba-tiba. Seperti sore itu….
Gagal nonton Wall Street karena masih harus melanjutkan trip anjangsana bersama ayah dan bunda, ternyata bikin Luna kejer juga. Sampai-sampai, keesokan petangnya, dia nekat ngelayap nggak jelas ke sebuah mall pinggiran Jakarta *sejak kapan sih dia doyan nge-mall*. Setelah gempor dan kelaperan, Luna pun bingung mo makan apaan. Dia baru inget kalau dia punya gratisan french fries dari fast food yang bangunannya didominasi sama warna kuning itu :D
Antara iya dan tidak, Luna memasuki fast food idola anak-anak itu. Sapaan waitress udah nggak bisa Luna perhatiin. Dia justru bingung mo pilih menu apa, ayam?? Hmmm kan udah lama musuhan sama ayam.. :( burger?? Tapi pengen nasi. Hadeehhhh…. Dengan segala keterpaksaan Luna pilih menu nasi ayam… :(. Mbak yang dikasir pun menyebut jumlah nominal yang harus Luna bayar. Luna keluarin duit dari dompet lah…sambil nunjukin sebuah kupon gratis French fries yang dia dapet dari toko buku tempo hari. “Sama nukerin kupon ini ya, mbak” kata Luna. Lalu, mbak kasir itu memanggil seorang rekannya, “Kak, ini masih bisa gak?” Luna ngerasa aneh aja, kok nggak langsung dilayanin aja. Justru nanya ke temennya, kan itu masa berlaku masih seminggu ke depan.
Nggak berapa lama, si mbak bilang, “Maaf, Kak, ini bisa ditukarkan untuk kunjungan berikutnya aja ya. Karena harus satu stroke pemesanan sama yang tadi,”. Luna manyun dan sedikit-sedikit ngerayu. Hmmm haduh, tau nggak sih mbak, kalo nggak ada kupon gratis ini saya juga males makan disini.. :(. Dengan berat hati Luna menerima kenyataan itu. Sepintas dia kepikiran, apa mesen satu kentang lagi yah…kan bisa dapet dua jadinya. Tapi dia mengurungkan niatnya itu, dia inget kalo tadi siang, menu lunch di kantor adalah nasi+bihun+sambel goreng kentang. Masa mo makan French fries juga..bisa-bisa mukanya mirip kentang. Hmm kentang??? *jadi inget Kakak Bukhin si Kentang, hahahaha*
Luna pengen protes sama mbak kasir toko buku yang harusnya ngasi tau: MBAK INI KUPON NGELUARINNYA PAS MO MESEN YAHHHHHH. Mungkin mbaknya nggak tahu kalo manusia yang dikasi kupon itu kondisi jiwanya sedang gundah gulana dan tidak memiliki pikiran sehat yang memadai. Mwahahahaha…
Baiklahhhh…kenyang, Luna pulang ditemani rintik hujan yang kian menderas, tapi tak lagi membuatnya meringis. It’s just romantic night with the loneliness. Love it!, batin Luna.
Nyampe di kosan, Luna berniat merajut kata dengan tinta. Ia hanya ingin bercerita tentang langit yang menemaninya meski hanya gulita yang dirasa. Ia pun mulai meraba kisah yang harus mengalir dengan tinta di lembar lain untuk tetap merangkai cerita. *horeee semiotika itu kembali *Luna beranjak sembuh*
Tiba-tiba, “Luna, here we come, with something special”. Temen kos yang juga sekantor sama Luna baru datang, dan bawa oleh-oleh katanya. Hmmm kabarnya mereka bawa ayam bakar…sisa dinner yang kelebihan…bwahahahaha…ayam?? *jantung Luna berdegup tak menentu* Karena Luna lagi sibuk curhat di telepon, dia lama banget keluar kamar buat ngambil itu yang namanya ayam bakar. Arrrgghhh Luna merepotkan salah satu teman kosnya yang kemudian rela mengantarkan sepotong ayam bakar di atas piring.. *lemparin aja mbak *anak kurang ajar, dikasih, minta dianter pula *Luna nyengir.
O-ow…ini ukuran ayam bakar untuk porsi sapa yah, batin Luna. Buat Luna sih, itu ayam gede bangettttt!!!! Sumpah dah, mungkin ayam yang dimakan upin ipin juga segede ini yah…. Luna masih nggak percaya dengan ayam bakar yang dilihatnya itu. Apa?? Makan malam ayam, besok sarapan juga ayam?? Segede ini pula?? *Menatap ayam dengan pandangan nanar*
Luna berdoa, semoga keesokan harinya, mukanya nggak kayak Pidgin…. :P
No comments:
Post a Comment