Tuesday, December 01, 2009

Membahas Kesibukan

Pagi yang sibuk…

Di sepanjang jalan terlihat berbagai kendaraan yang melewati jalan pintas sekitar perumahan yang Naya tinggali, yang baru saja dibangun sekitar satu tahun lalu. Yah, operasionalnya sih begitu, baru ramai sekitar setahun belakangan ini.

Sayangnya, sudah tak cukup layak untuk dilewati lagi, jalannya sudah pada bolong. Pasalnya yang lewat bukan cuma motor atau mobil pribadi, tapi truk besar, trus tanki bahkan bus sekolah setiap hari juga ikut wira-wiri di jalan pintas itu.

Apalagi kalau malam hari, awas bisa jadi ranjau, terutama bagi para pengendara motor, bukannya apa-apa, lubang itu ada yang sedalam sepuluh centi-an, dan tak hanya satu. Bahaya sekali saat terjadi papasan kendaraan.

Entahlah, semakin ilfil alias ilang feeling saat Naya harus melewatinya berkali-kali untuk mencapai tempat kerjanya. Huuh, bagaimana tidak, sudah ekstra hati-hati tapi pengendara lain justru semakin ngawur. Polisi yang ‘sepertinya wajib’ berjaga di ujung perempatan pun terlihat ogah-ogahan untuk mengatur lalu lintas kecil itu. Terlebih saat hujan turun, sepertinya mereka (para polisi itu, pen) justru menikmati hibernasi. Buktinya, mlompong tuh perempatan, yang ada hanya adu klakson antar kendaraan….ooppsss, where are you mr. police??? Is it not your part of life?

Bukannya Naya marah, tapi sedikit bertanya…
Bukankah setiap pekerjaan ada konsekuensi…?
Bukankah bayaran itu datangnya dari sebuah konsekuensi…?
Dan, adakah hukuman atas pelanggaran konsekuensi?

Saat seseorang memutuskan untuk memilih sebuah pekerjaan, apakah ia berpikir soal konsekuensinya? Mungkin saja tidak, justru setiap orang akan berpikir tentang akibat dari konsekuensi itu, BAYARAN! Hingga akhirnya, letak konsekuensi menjadi buram bahkan dengan sengaja dihilangkan.

Mungkin kita lupa dengan ikhlas
Mungkin kita lupa dengan yang namanya pengabdian
Mungkin kita lupa dengan tugas sebagai khalifah…

Semua kendaraan yang berhenti sibuk menunggu giliran untuk bisa mendapatkan bagian jalan. Sejenak, Naya menatap genangan air pada sebuah lubang di jalanan itu. Bercerminlah sahabat, genangan itu sangat kotor, apalagi dengan segala tingkah ‘kotormu’ akan semakin pekat.


260309

4 comments:

ariv said...

naya .. sini om anterin *nyetater belalang tempur *

lunaspider said...

tapi jangan dibawa ke tante rita repulsa ya om.... *ini power ranger apa satria baja hitam siy*

Erikson Bin Asli Aziz said...

salam kenal luna??? *bayangkan kenalan ma Luna Maya* ini x pertama saya kesasar disini.. Naya itu siapanya luna ya??? wahh tapi kayaknya Naya nya lebih senang jalan ya ketimbang naek pesawat, soalnya kl naek pesawat g bs liat pak polisi ya hehehe

lunaspider said...

salam kenal juga.... kenapa cuma ngebayangin, anggap aja iyah... *gubrak*
thanks 4 ur visit...
hehe siapanya yah...yang jelas sama2 suka ccp ama polisi2 di jalanan wkwkwkwkwkwk..... *gak penting*