Friday, April 13, 2012

Maaf, Aku Sibuk


Mungkin sudah sejuta kali aku berkedip, dan ingin memejam sebentar. Ah, meluruh lelah dan lusuhnya tenaga itu ternyata tak juga semudah mebalikkan telapak tangan. Ya, mungkin juga telapak tangan yang sedang terlindas lemari besi. Ouuucchhh.... sakit. Tapi apa boleh buat, katanya ikhtiar harus maksimal, maka bagaimana pun aku harus menyelesaikan semua tugas kantor, meski harus menjadi seorang single fighter.

Aku tahu, di luar sana bahkan ada yang lebih memeras keringat, hingga kepalanya pun menjadi sangat berat, bahkan ingin bertukar dengan siapa saja yang mau. Tapi, tak mungkin bisa kan? Aku hanya bisa tergelak dalam hati. Kenapa sebegitu berat merasai perjalanan setiap hari. Ah, bukankah senyum dan ramahnya sapa akan lebih menenangkan?

Seperti saat ini, lihat saja, dia terus menyapaku, mendekatiku. Isyarat sapanya, mengatakan aku wajib memberikan jamuan istimewa. Begitu lama aku membiarkannya tanpa balas sapa. Ah, sudah sekejam itukah aku padanya? Dia, tak pernah mengejar berlebihan, tak pernah mengintimidasiku dengan cara yang menyebalkan. Ya, tapi apa boleh buat, aku seakan masih terlilit lelah yang berlebih, yang membuatku enggan memberikan balas atas sapanya.

Padahal, ketika aku membutuhkan dia, aku selalu mencarinya kemana saja. Aku selalu berharap bahwa dia akan datang dan menjanjikan jamuan-jamuan istimewa untuknya. Menggelar imajiansi dan merangkainya tak peduli cuaca. Ah, lalu kenapa jadi seperti ini. Ia datang, menawarkan segala imajinasi istimewa yang seharusnya bisa aku rangkai bersama makna untuk bercerita.

***

Oke, hari ini aku berusaha menyambutnya, tapi tak mau memberi janji padanya, takut aku tak bisa menepatinya. Biarlah semua menjadi kejutan, yang mungkin ia pun tak pernah mengiranya. Tapi, aku harap, ia belum berlumur rasa enggan jika aku tiba-tiba memberikan balas atas sapanya.

Tetiba aku dengar dering handphone-ku yang sudah seharian membisu. Aku membaca nama adik sepupuku, Tasya di layar handphone
"Halo," jawabku. 
"Kak, muungkin dua jam lagi aku sampai di bandara, jadi jemput aku kan?" celotehnya. 
"Haa?? Mendadak amat katanya weekend?" aku terbelalak, karena ia datang lebih awal dari waktu yang kami sepakati. 
"Iya, aku sudah dapat libur, dan tiket hari ini murah banget," Tasya berteriak dengan ceria. 
Aku? Yah, mau tak mau aku harus menuruti semuanya. Tasya, adik sepupuku, yang masih duduk di bangku SMP, yang ingin berlibur ke ibukota. Mengobati rasa kecewanya, karena gagal menonton sebuah konser boyband Korea idolanya. Aku tak tega mendengar tangisnya yang meronta, saat ia tahu, semua tiket telah habis terjual. Jadi, Tasya putuskan, untuk berlibur saja.

***

"Kak, besok pagi, kita jadi main ke Dufan kan?" tanya Tasya menjelang tidur.
"Iya, besok main deh sepuas kamu, makanya sekarang buruan tidur, biar gak kesiangan," jawabku.
"Ya kakak malah sibuk di depan laptop, kapan tidurnya, hayo?" tanya Tasya lagi.
"Iya, nanti kakak tidur, sekarang masih ada yang harus kakak kerjakan, oke," aku berharap argumenku kali ini bisa diterima Tasya. Aku rapikan selimut yang membungkus tubuh mungil Tasya, dan aku kembali asik di depan laptop, mencoba membalas dia yang memberikan aku sapa.

Tapi, sepertinya gagal, Tasya justru curhat tentang sekolah dan teman-temannya. Tasya juga meminta pendapatku tentang cita-cita yang dia punya. Aku merasa sangat wajib memberikan perhatian pada Tasya. Maka aku mendengarkan semua cerita Tasya, menikmati tawa kami berdua, sampai malam menjelang pagi. Dan, kami harus istirahat, berusaha lelap dalam tidur. Aku harus menepati janji pada Tasya, dan Dufan siap menyambut kami berdua.

***

Ah, belum juga aku bisa membalas sapa. Lalu, siapa yang masih harus menunggu. Aku tetap harus berusaha, mencipta "pertemuan" dengannya. Aku tak ingin menyia-nyiakan kehadirannya. Aku tak menepikan sapanya. Aku sungguh ingin membalasnya. Nanti, aku akan menjamu dia, dengan istimewa, menerima tawarannya untuk bermain di belantara imajinasi. Kembali memakna aksara dan terus bercerita. Inspirasi, maaf, aku sibuk. Aku, tetap selalu membutuhkanmu.... :)

 

No comments: