“Nanti kalau aku sudah punya uang banyak, aku bakal beli itu mobil keren,” janji Rama di depan sahabatnya, Agni.
“Aku juga akan mencari peluang agar aku bisa home stay gratis di Aussie,” imbuh Agni sambil nyengir.
Sebenarnya, apa sih cita-cita itu? Bedanya sama khayalan atau impian, apa yah?
Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online sih, begini:
cita-cita
|
ci.ta-ci.ta
[n] (1) keinginan (kehendak) yg selalu ada di dl pikiran: ia berusaha mencapai ~ nya untuk menjadi petani yg baik; (2) tujuan yg sempurna (yg akan dicapai atau dilaksanakan): untuk mewujudkan ~ nasional kita, kepentingan pribadi harus dikesampingkan |
impian
|
im.pi.an
[n] (barang) yg diimpikan; barang yg sangat di-inginkan: ~ Anda sekarang telah menjadi kenyataan |
khayalan
|
kha.yal.an
[n] (1) yg dikhayalkan; hasil angan-angan; fantasi; rekaan; (2) angan-angan: ia hidup dl dunia ~ |
Nah, udah pada baca kan. Menurut yang saya pahami.. *ngemutpulpen* dari ketiga definisi itu, bisa kita buat tangga. Tangga yang paling bawah ditempati oleh kata KHAYALAN, satu tangga di atasnya ditempati oleh kata IMPIAN, dan tangga paling atas menurut episode ini, ditempati oleh kata CITA-CITA. Truss, maksudnya apa sih?
Sekadar sharing, berarti cita-cita itu tingkatannya udah lebih tinggi daripada impian dan khayalan. Sudah lebih banyak kata kerja dalam definisinya. Mungkin itu yah sebabnya, kenapa orang-orang selalu kesulitan menjawab waktu ditanya cita-citanya. Ada yang menganggapnya sebuah rahasia, ada juga yang menganggap pertanyaan itu main-main atau sebaliknya, terlalu serius. Dan bahkan ada yang enggan menjawab karena ia benar-benar tidak tahu jawabannya. Nah lo!!
Sesuatu yang terasa elegan, istimewa dan juga misterius *emangnyavampirgitu*. Tapi aku yakin, semua orang pasti memilikinya. Cita-cita itu merupakan proses setelah seseorang memiliki khayalan dan menjadikannya sebuah impian. Impian itu pun berkembang sebagai sebuah cita-cita, yaitu keinginan yang selalu ada di pikiran dan berusaha dicapai, sebuah tujuan yang sempurna.
Yapz…kadang, tiba-tiba melintas dalam pikiran kita tentang suatu keinginan yang awalnya kita anggap sebagai sesuatu yang konyol. Tak jarang juga, setelah pikiran itu melintas, kita justru bergumam, “ah tidak mungkin,” disusul dengan tawa kecil seolah menertawakan diri sendiri. Yah..biar lebih keren, sambil ngaca dehh… :D
Seiring berjalannya waktu, khayalan itu masuk ke dalam pikiran kita dan menjadi angan-anagn. Wah, bikin kita sering ngelamun deh kayaknya. Seperti orang yang tergila-gila pada jejaring sosial…mo ngapain aja pasti menyempatkan diri buat update status…haha….
Semakin serius, dan semakin memikirkan impian itu, kita mulai menyesuaikan dengan properti yang kita punya. Maksudnya, kita mulai menyesuaikan diri, antara cita-cita dengan kemampuan dan upaya kita punya. Bukannya menurunkan atau menaikkan standar sih… tapi justru menyesuaikan diri dengan peluang-peluang yang ada. Bisa dengan membuka peluang, mendekati peluang dan bahkan menciptakan peluang.
Ketika kita memiliki cita-cita sebagai seorang pengusaha misalnya, kita bakal melewati tangga-tangga untuk bisa mencapai cita-cita itu. Mungkin awalnya dengan mempelajari teori pemasaran, kuliah di jurusan tertentu, belajar berbisnis lewat sesuatu yang disukai, atau juga dengan mulai menjadi asisten pengusaha. Banyak jalan menuju cita-cita yang memang kita ingin raih.
Dan pastinya, semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan *pepatahklasik*. Semua harus dijalani dengan semangat dan keyakinan bahwa sesuatu yang kita inginkan adalah sesuatu yang baik. Maka itu, bercita-citalah untuk mendekati kebaikan. Berilah alasan yang baik-baik di setiap impian yang kita punya.
Oh, iya, kadang orang juga bilang, cita-cita mereka suka berubah-ubah… hmmm oya??? Coba diingat-ingat.. yang berubah-ubah itu, sesuatu yang sekadar keinginan karena lingkungan atau…. Memang khayalan yang selama ini hanya di awang-awang….dan suatu waktu bisa berubah menjadi impian dan berkembang menjadi cita-cita?
Kalau hanya keinginan yang dipengaruhi oleh kanan dan kiri, pasti kita nggak sepenuh hati meraihnya. Kita pun harus jujur dengan sesuatu yang menjadi impian kita, biar itu semua bisa menjadi cita-cita yang memang layak untuk diwujudkan….
Cita-cita akan menjadi sebuah alasan untuk tetap menjalani kehidupan dengan segala ceritanya, dan menjadi alasan untuk cinta….
Menitip syukur kepada-Nya pula….
No comments:
Post a Comment