Tuesday, July 17, 2012

Seorang Kamilun Muhtadin


Tadi pagi, sampai menjelang jam 7, saya masih asyik gegoleran di kasur sambil main twitter. Hingga saya terbangun, benar-benar terbangun tak hanya duduk. Rasa kantuk mendadak hilang setelah sekilas terbaca serentetan kalimat yang mengabarkan bahwa seorang Kamilun Muhtadin telah berpulang ke rahmatulloh, semalam.

Saya langsung menghubungi seorang teman untuk memastikan, apakah nama itu pemiliknya adalah seorang yang benar saya kenal. Dan, jawabannya adalah IYA. Saya hanya bisa mendo'akan agar segala amal dan perbuatan beliau diterima oleh Alloh SWT.

Saya mengenal sosok inspiratif ini ketika saya masih bergabung dengan Koran Pendidikan di Kota Malang. Beliau adalah seorang kepala sekolah yang kemudian menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan di Kabupaten Malang. Bukan karena jabatannya, namun pemikiran beliau tentang pendidikan sangat mengesankan. Di media tempat saya bekerja, pria yang akrab dengan sapaan Abah Kamilun ini rutin mengirimkan tulisan-tulisannya tentang pendidikan, dimana beliau membela hak-hak generasi muda untuk mendapatkan pendidikan yang layak tanpa harus terdistorsi dengan kepentingan-kepentingan para penguasa.

Jadi, setelah saya berpindah media pun, saya masih memilih beliau untuk menjadi narasumber tentang pendidikan. Waktu itu, beliau bercerita tentang kejujuran. Menekankan bahwa belajar adalah untuk kejujuran. Ya, memang percuma mematok nilai yang tinggi dalam pembelajaran, dan kemudian terabai cara-cara memperoleh nilai tersebut yang jauh dari kejujuran.

Pribadinya yang santun, low profile, realistis, dan tegas, adalah pemikat bagi saya. Saya masih ingat, saat saya datang ke rumah beliau, malam-malam, beliau sampaikan bahwa beliau sangat senang diajak berdiskusi, terutama tentang pendidikan. Abah Kamilun yang juga ketua ta'mir Masjid Jami' Kota Malang ini memesankan bahwa mengutamakan kebaikan akhlak adalah hal yang paling penting dalam pendidikan, dan setiap orang harus berani menegakkannya.

Setiap orang yang pernah menikmati pembicaraan panjang dengan beliau, insyaAlloh ingin lagi dan lagi. Beliau selalu mengatakan, "Datang saja untuk silaturahim, nanti kita bisa bercerita panjang lagi."

Meski sekarang tak selalu bisa menikmati wajah santunnya yang khas, saya berharap, segala yang pernah beliau sampaikan, dapat memberikan inspirasi bagi generasi-generasi penerusnya.

Oh iya, satu lagi yang mengesankan bagi saya, opini-opini yang dikirimkan ke redaksi, selalu berupa tulisan tangan. Khas, dan sangat lekat dalam ingat.

Selamat jalan Abah Kamilun.
Semoga para pewaris semangat Abah tak pernah lelah berjuang.

2 comments:

shofwan said...

saya ponakan dan juga juga murid beliau dari bogor..
sangat berkesan dg abah kamilun


jika berkenan add fb saya...
http://www.facebook.com/shov.obenskov

trimakasih byk

wiliam said...

Aamiin